InaIndustri.com – Presiden Jokowi menegaskan bahwa dia sangat menghormati kebebasan pers dan menyatakan bahwa dia tidak merasa terganggu oleh kritikan media. Bahkan, sebagai kepala negara, dia tidak merasa khawatir ketika wajahnya digambarkan dalam berbagai cara yang unik oleh media.
Jokowi mengungkapkan hal tersebut dalam pidatonya pada acara puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2024 yang diadakan di Ecovention Ancol, Jakarta Utara, Selasa (20/2/2024).
Pada Hari Pers Nasional (HPN) tahun ini, tema yang diusung adalah “Mengawal Transisi Kepemimpinan Nasional dan Menjaga Keutuhan Bangsa”. Presiden Jokowi tiba di lokasi acara pada pukul 15.50 WIB dengan mengenakan batik cokelat lengan panjang.
Ia didampingi oleh sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju, seperti Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi, dan Mendagri Tito Karnavian.
Hadir juga Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, Ketua MPR Bambang Soesatyo, dan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono.
Kedatangan Jokowi disambut meriah oleh ratusan peserta HPN yang turut mengabadikan momen tersebut dengan menggunakan handphone mereka. Jokowi memberikan senyum dan gestur tangan ucapan terima kasih kepada para peserta.
Setelah tiba di lokasi acara, Jokowi langsung duduk di barisan depan bersama Ketua MPR Bambang Soesatyo, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Hendry Ch Bangun, dan Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu. Acara diawali dengan penampilan Tari Kembang Batavia dari Dinas Kebudayaan Pemprov DKI Jakarta.
Dalam pidatonya, Jokowi menyampaikan selamat Hari Pers Nasional (HPN) 2024 kepada seluruh insan pers di Tanah Air. “Pertama-tama atas nama rakyat, atas nama Pemerintah, saya menyampaikan selamat Hari Pers Nasional 2024,” kata Jokowi.
Dia juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh insan pers yang secara konsisten menemani masyarakat dalam kehidupan berdemokrasi, serta kepada pers yang turut mengawal Pemilu 2024.
Barulah, Jokowi menyinggung kerja pers yang kerap mengkritiknya dengan berbagai macam cara. “Saya sering dikritik tajam. Ada gambar wajah saya yang unik-unik, yang aneh-aneh di sampul media, di sampul majalah, di media sosial. Ramai sekali, aneh-aneh, tapi tidak apa-apa, tidak ada masalah buat saya,” ungkap Jokowi.
Hanya saja, Jokowi bercerita kejadian tersebut sempat membuat cucunya komplain. “Mbah, wajahnya kok jadi digambar jelek banget?” cerita Jokowi.
Kendati demikian, Jokowi menganggap, hal itu adalah sesuatu yang biasa. Jokowi juga tidak mempermasalahkan kritik yang datang dari media terhadapnya. “Ini bagian dari penghormatan saya atas kebebasan pers, kebebasan berekspresi, dan kebebasan berpendapat,” jelas Jokowi.
Selain itu, dalam kesempatan ini Jokowi juga membahas regulasi tentang Publisher Rights. Kata Jokowi, dirinya telah menandatangani Peraturan Presiden (Perpres) Publisher Rights.
Setelah sekian lama, setelah melalui perdebatan panjang, akhirnya kemarin saya menandatangani Peraturan Presiden tentang tanggung jawab platform digital untuk mendukung jurnalisme berkualitas, atau yang kita kenal sebagai Perpres Publisher Rights,” kata Jokowi.
Dengan adanya Perpres ini, Jokowi berharap, kerja-kerja jurnalisme semakin berkualitas. Jauh dari konten-konten negatif dan dapat mengedukasi untuk kemajuan Indonesia. Pihaknya juga ingin memastikan keberlanjutan industri media nasional.
“Kami ingin kerja sama lebih adil antara perusahaan pers dengan platform digital. Kami ingin memberikan kerangka umum yang jelas bagi kerja sama perusahaan pers dan platform digital,” kata Jokowi.
Jokowi juga berpesan kepada seluruh insan pers di Tanah Air untuk menjadi penjaga pilar demokrasi serta terus berinovasi dalam merespons perkembangan zaman.
Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun mengapresiasi, dukungan Jokowi terhadap kerja-kerja pers dan menghormati kebebasan pers. Terutama, ketika dirinya mengetahui Jokowi telah menandatangani Perpres Publisher Rights.
“Tadi saya bertanya bisik-bisik, Pak, sudah ditandatangani (Perpres Publisher Rights), Pak? Sudah. Alhamdulillah. Jadi, mari kita beri tepuk tangan dulu,” ajak Hendry kepada seluruh peserta HPN.
Hendry menyatakan bahwa Perpres tersebut telah menjadi harapan lama bagi insan pers, dan dia merasa bersyukur bahwa akhirnya Perpres tersebut bisa ditetapkan pada saat ini. Dia yakin bahwa Pemerintah memiliki semangat untuk membuat pers Indonesia kembali eksis sebagai pilar demokrasi yang keempat.
“Kita bangga Pemerintah membuat mitigasi-mitigasi sehingga pers bisa kembali berdaya, imbuhnya.
Ninik Rahayu, Ketua Dewan Pers, menyatakan kesetujuannya. Dia bersyukur atas respons Presiden Jokowi terhadap permasalahan pers dengan mengesahkan Perpres Publisher Rights.
“Sekali lagi, terima kasih, Bapak (Presiden Jokowi). Mudah-mudahan ini bagian dari rasa keadilan bagi kawan-kawan jurnalis,” sebut Ninik.
Ninik menyadari bahwa setiap tahunnya pers terus menghadapi tekanan dari perkembangan teknologi, mulai dari media sosial hingga kehadiran kecerdasan buatan (AI). Menurut Ninik, hal ini menuntut pers dan perusahaan media untuk meningkatkan profesionalismenya.
“Pada saat yang bersamaan, media dituntut untuk meningkatkan SDM dan infrastruktur agar mampu menerapkan AI yang memastikan prinsip etika jurnalistik,” pungkas dia.
Baca Juga : Pertumbuhan Cepat Industri Film Indonesia: Diperkirakan Capai 80 Juta Penonton
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari InaIndustri.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.
