Inaindustri.com – Saham perusahaan teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengalami penurunan pada perdagangan Selasa (19/3/2024), masuk ke zona merah menjelang pengumuman kinerja keuangan perusahaan untuk tahun 2023.
Pada penutupan perdagangan kemarin, harga saham GOTO turun sebesar 1,37% menjadi Rp 72 per saham. Awalnya, saham GOTO menguat pada sesi perdagangan pertama, namun kemudian, sekitar pukul 10:00 WIB, harga saham GOTO berbalik arah menuju zona merah hingga penutupan perdagangan.
Penurunan ini terjadi setelah GOTO mengalami penguatan selama tiga hari berturut-turut sebelumnya. Meskipun dalam satu minggu terakhir, saham GOTO masih mengalami kenaikan sebesar 2,86%, namun dalam satu bulan terakhir, saham tersebut merosot sebesar 13,25%, dan sepanjang tahun ini, turun sebesar 16,28%.
Nilai transaksi saham GOTO pada hari tersebut mencapai Rp 226,14 miliar, dengan volume transaksi sebanyak 3,12 miliar saham yang diperdagangkan sebanyak 21.550 kali. Kapitalisasi pasar perusahaan tersebut mencapai Rp 86,5 triliun, dan kini sudah tidak lagi masuk ke dalam 20 besar saham terbesar di Indonesia.
Meskipun terjadi koreksi harga, investor asing tetap mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 10,07 miliar di pasar reguler.
Pergerakan Saham GOTO
GOTO mengalami koreksi harga pada hari sebelumnya karena investor menantikan rilis kinerja keuangan perusahaan untuk tahun 2023. Namun, informasi tersebut baru diumumkan setelah jam perdagangan ditutup, sehingga dampaknya baru akan terasa pada perdagangan hari ini.
Selama tahun 2023, GOTO mencatat kerugian sebesar Rp 90,5 triliun. Kerugian tersebut terjadi karena pencatatan pembalikan nilai goodwill sebesar Rp 78,8 triliun, sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku. Hal ini terkait dengan transaksi Tokopedia dan TikTok yang menyebabkan hilangnya kontrol GOTO terhadap Tokopedia sejak 1 Februari 2024.
Dalam keterangan resmi, manajemen menjelaskan bahwa kerugian akibat pembalikan nilai goodwill tersebut bersifat non-recurring, nonkas, dan tidak berdampak terhadap EBITDA yang disesuaikan maupun arus kas perusahaan.
Meskipun demikian, GOTO terus berupaya menurunkan cost to serve unit bisnis On-Demand Services, serta memperluas jangkauan produk unggulan ke berbagai kota. Langkah ini diambil untuk mencapai pangsa pasar yang lebih luas sambil tetap mempertahankan pendapatan dari mitra pengemudi.
“Langkah ini mendorong meningkatnya jumlah pengguna baru serta reaktivasi pengguna nonaktif (dormant users),” ungkapnya.
Pada Desember 2023, GoTo dan TikTok mengumumkan kemitraan strategis yang mengintegrasikan platform Tokopedia dan layanan e-commerce TikTok di Indonesia di bawah PT Tokopedia, dengan TikTok sebagai pemegang saham pengendali.
Sebagai bagian dari perjanjian yang sudah disepakati pada Januari 2024, TikTok akan menyuntikkan lebih dari US$ 1,5 miliar secara bertahap ke entitas baru tersebut, tanpa menimbulkan efek dilusi tambahan bagi GOTO. Dalam kesepakatan ini, GOTO juga akan mendapatkan pendapatan dari Tokopedia sesuai dengan pertumbuhan dan skala perusahaan tersebut.
Bisnis ini menjadi sumber pendapatan bagi GoTo, dengan biaya e-commerce yang akan diterima oleh perusahaan setiap kuartal, sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan dari entitas Tokopedia yang baru.
Selain itu, GOTO berhasil mencapai tingkat profitabilitas setelah 14 tahun beroperasi. Hal ini tercermin dari pencapaian EBITDA Grup yang disesuaikan yang mencatatkan angka positif sebesar Rp 77 miliar pada kuartal IV-2023, atau dalam tiga bulan terakhir tahun lalu.
Keberhasilan ini menjadi pembalikan dari kuartal IV-2022, di mana perusahaan masih mencatatkan EBITDA disesuaikan yang negatif sebesar Rp 3,14 triliun.
Dengan pencapaian yang signifikan pada kuartal IV, GOTO berhasil memperbaiki kinerjanya sepanjang tahun 2023, dengan EBITDA disesuaikan secara penuh sebesar minus Rp 3,67 triliun. Angka ini jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencatatkan angka minus sebesar Rp 16,01 triliun.
Dalam rilis resminya, GOTO menjelaskan bahwa EBITDA disesuaikan adalah ukuran keuangan non PSAK. Ukuran ini mencakup rugi sebelum pajak penghasilan dan penyesuaian untuk beban penyusutan, amortisasi, penghasilan keuangan, biaya bunga, dan perhitungan kerugian atas penurunan nilai investasi pada entitas asosiasi.
Adjusted EBITDA adalah salah satu parameter profitabilitas yang penting bagi perusahaan startup karena merupakan proxy yang paling dekat dengan arus kas operasional. Pencapaian GOTO ini sejalan dengan prediksi beberapa analis, yang menyatakan bahwa GOTO dapat mencapai tingkat adjusted EBITDA yang positif tanpa perlu suntikan modal tambahan.
Baca Juga : Perumda Tirta Mahakam Melakukan Interkonekting Trafo di IPA 2 Bukit Biru untuk Peningkatan Layanan Air
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari InaIndustri.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email atau sosial media kami lainnya.